Yuk Kenali Lebih Dalam Apa Itu Strength Training!

Strength-training

Note : Artikel berikut dibuat berdasarkan percakapan tentang strength training antara Narasumber yaitu Dansen Agusta ( @dansenagusta) dan team Gymfitnessindo,. Anda dapat menyaksikan lebih lengkap pembahasan berikut dengan menonton video berikut

Halo teman-teman apa kabar? Kembali lagi bersama Gymfitnessindo,. Pada artikel kali ini, tim Gymfitnessindo, memiliki sebuah kesempatan berbincang-bincang dengan seorang ahli di bidang kebugaran, Dansen Agusta.

Dansen sendiri sangat mengedepankan latihan strength training tanpa meninggalkan keseimbangan komposisi latihan dengan pendekatan yang realistis. Gol utama Dansen dalam berlatih ialah meningkatkan strength, beberapa peralatan pendukung Dansen dalam berlatih pun cukup beragam, mulai dari barbell, dumbbell, kettlebell, suspension training atau pun bodyweight exercise.

Menurut Dansen, apa pun tujuan Anda berlatih pastinya harus memiliki target yang realistis, kemudian setelah itu Anda harus memperkuat fondasi latihan agar mampu mencapai tujuan berlatih dengan aman dan tidak mudah cidera.

Sekarang kita lanjut ke pembahasan utama yaitu mengapa Dansen menekankan pentingnya Strength Training? Serta beberapa hal lainnya terkait dengan strength training.

Baca juga: Strenght Training: Fundamental dari Semua Program Latihan

Strength training merupakan jenis latihan mutlak yang harus dijadikan sebuah fondasi terlepas dari apapun tujuan Anda berlatih. Sebagai contoh, kebanyakan orang memiliki anggapan bahwa dalam menjalani program fat loss, Anda harus kardio menggunakan treadmill, sepeda atau media lainnya untuk membakar kalori.

Lantas apakah itu suatu hal yang keliru? Jelas tidak keliru, namun pilihan tersebut bukanlah pilihan yang tepat untuk dijadikan prioritas latihan Anda. Karena bila Anda memiliki tujuan fat loss, selain harus menjaga asupan makanan, yaitu kalori masuk dan kalori keluar atau dibakar, Anda harus memahami mekanisme tubuh bekerja.

Mekanisme pembakaran kalori tersebut dipengaruh oleh berbagai faktor, yang paling utama adalah metabolisme, metabolisme sendiri bekerja seperti sebuah mesin yang membutuhkan bahan bakar. Nah, kapastias tubuh dalam memproses metabolisme tersebut dipengaruh oleh massa otot di dalam tubuh yang mana massa otot hanya bisa ditingkatkan melalui latihan strength training.

treadmill

Meskipun kardio juga membakar kalori dan mampu membantu proses fat loss, namun dalam jangka panjang tubuh akan beradaptasi dan mengalami penurunan massa otot sehingga metabolisme Anda akan menurun. Hal ini akhirnya berdampak pada penurunan berat badan menjadi stagnan. Satu satunya cara mencegah stagnansi tersebut hanya bisa diatasi dengan latihan strength training.

Seperti pada awal paragraf, Dansen menyampaikan bahwa latihan strength training mampu mencegah cedera karena memiliki fondasi yang kuat. Namun, kebanyakan apabila kita sudah cidera, strength training menjadi salah satu sarana rehab yang hampir tidak pernah disarankan, bahkan harus ditinggalkan.

Padahal, hal tersebut bisa dibilang merupakan hal yang sangat keliru. Sebelumnya kita harus memahami terlebih dahulu apa sebab utama seseorang menderita cedera.

Pertama, pada umumnya orang yang sangat mudah cedera disebabkan karena jarang berolahraga, tidak pernah melakukan aktivitas fisik sehingga menyebabkan kapasitas otot dalam bekerja juga menurun.

Apabila Anda pernah mengambil suatu barang dari lantai dan pinggang Anda terasa sakit pastinya hal tersebut terjadi karena Anda sudah mengalami penurunan kinerja pada otot-otot tubuh.

Kedua, yaitu keterbatasan kemampuan gerak otot/tubuh. Sebab pertama dan kedua pastinya saling berkaitan, apabila Anda jarang melatih otot tersebut kapasitasnya akan menurun seiring dengan kemampuan bergeraknya, ataupun kemampuan geraknya menurun sehingga kekuatannya menurun. Maka untuk menghindarkan atau bahkan mengobati cedera Anda harus berlatih beban.

Namun, banyak yang berpikir bahwa, apabila Anda cedera disebabkan karena keterbatasan kemampuan gerak sendi dan otot, Anda harus melakukan Yoga. Apakah Yoga dapat membantu? Jawabannya, ya. Yoga dapat membantu.

Hanya harus dipahami bahwa Yoga hanya melatih flexibility. Bila Anda tidak memperkuat otot yang cedera ataupun yang mungkin cedera, maka kemampuan gerak tanpa diimbangi dengan kekuatan akan menyebabkan cedera juga, karena artinya Anda tidak memiliki kapasitas menahan serta mengontrol posisi/gerakan pada otot tersebut atau pada umumnya disebut dengan stability.

Yoga

Selain itu, sering kali, bila kita sudah menderita cedera dan pergi ke dokter disarankan untuk berhenti latihan beban dan istirahat total. Bahkan banyak dokter yang menyarankan untuk tidak berlatih beban sama sekali setelah mengalami cedera.

Sebenarnya hal tersebut tidak keliru, namun kurang tepat. Seorang dokter memang bertugas untuk mengobati sehingga memberikan solusi dengan sudut pandang cure. Sementara praktisi seperti Dansen mengedepankan prinsip pencegahan atau preventif.

Berisitirahat bukanlah hal yang keliru terutama bila Anda sudah cedera, tetapi hal tersebut tidaklah mengatasi akar masalah dari penyebab utama bila Anda cedera. Sehingga, bila Anda berisitirahat dan meminum obat hanya menghilangkan gejala-gejala cedera atau rasa sakit karena cedera. Setelah Anda sembuh dan melakukan kembali gerakan yang menyebabkan cedera akan sangat mungkin menyebabkan Anda kembali cedera.

Selanjutnya, berbicara cedera dan strength training sangatlah identik dengan orang lanjut usia. Di usia yang tidak muda, pastinya akan terjadi penurunan massa otot, penurunan kadar kepadatan tulang, metabolisme menurun dan satu-satunya cara untuk menunda hal-hal tersebut terjadi adalah dengan strength training.

Justru, sebelum Anda mengalami fase tersebut alangkah baiknya bila Anda memulai strength training untuk menunda gejala penuaan terjadi. Strength training akan memberikan otot dan sendi tantangan untuk tetap bekerja serta berfungsi optimal terlepas dari umur Anda mulai bertambah. Maka marilahj mulai penundaan sedini mungkin.

Dansen juga menggeluti olahraga tinju, bahkan beliau aktif melatih atlet-atlet profesional MMA. Di kalangan atlet, angkat beban merupakan sebuah latihan yang tabu, sering kali angkat beban bagi atlet profesional khususnya bela diri dikatakan bisa menyebabkan tubuh menjadi lambat dan tidak responsif.

Angkat-beban-bw

Padahal menurut Dansen, seharusnya atlet melakukan olahraga angkat beban namun harus dengan skema berlatih yang berbeda dengan khalayak umum.

Angkat beban sendiri masih cenderung identik dengan para atlet binaraga yang berbadan besar dan berotot. Sehingga dikatakan akan menyebabkan para atlet bela diri menjadi tidak efisien dalam olahraga bela diri, pandangan tersebut adalah keliru.

Justru dengan skema latihan yang tepat yaitu mengedepankan latihan strength training serta memasukan latihan yang mampu meningkatkan kelincahan hingga daya ledak para atlet.

Salah satu contoh skema berlatih para atlet bela diri adalah dengan meningkatkan kekuatan maksimal menggunakan beban berat ataupun berlatih dengan beban ringan namun cepat seperti melompat dan lari sprint bukan berlatih seperti para binaraga.

Angkat beban bagi atlet bukan hanya mampu meningkatkan performa pada disiplin bela dirinya saja, melainkan juga dapat mencegah cedera. Terutama, bagi para atlet yang memiliki intensitas dan frekuensi latihan tinggi, pastinya akan lebih rentan cedera, sehingga latihan strength training akan sangat membantu para atlet tersebut.

Baca juga: Begini Manfaat Latihan Barbell yang Perlu Kamu Ketahui

Namun perlu diperhatikan juga, bahwa atlet tertentu cenderung dominan menggunakan satu bagian otot, sehingga kita harus melatih otot dengan lebih seimbang. Selain untuk meningkatkan performa, melatih otot penopang akan menurunkan resiko cedera.

Yang terakhir adalah strength training dan perempuan, seperti yang tadi sudah dikatakan bahwa strength training sangatlah baik untuk fat loss. Bagi perempuan, tentu akan sangat bahagia mendengarnya. Tapi pasti masih ada ketakutkan bahwa angkat beban bisa menyebabkan tubuh perempuan berubah menjadi kekar.

Padahal hal tersebut bisa dikatakan hampir tidak mungkin, karena perempuan tidak memiliki kadar testosteron seperti laki-laki. Bila Anda melihat perempuan berbadan kekar seperti laki-laki pastinya mereka menggunakan obat-obatan hormon yang sebenarnya berbahaya.

Bagi laki-laki yang takut memiliki tubuh kekar pun jangan takut, karena memiliki tubuh kekar besar seperti binaraga juga tidaklah mudah, terutama bila Anda tidak menggunakan obat-obatan hormon. Jadi jangan takut latihan strength training ya! Karena manfaatnya sangat banyak.

Bagi teman-teman yang masih punya pertanyaan mengenai strength training bisa langsung saja yuk DM tim Gymfitnessindo!

Panduan Membuat Home Gym

Ingin tahu lebih lanjut bagaimana membangun sebuah HOME GYM di rumah Anda, simak panduan berikut!