Functional Training vs Gym: Mana Lebih Efektif?

functional training vs gym

Sebagian orang bertanya: Apakah Functional Fitness Workout benar-benar lebih efektif daripada latihan gerakan Gym Konvensional? Jawaban terbaiknya: Tergantung tujuan latihan yang ditarget atau yang ingin dicapai masing-masing orang. Memang, kedua ‘kutub’ ini acapkali ‘dibenturkan’ – Functional Training vs Gym: Mana yang lebih efektif?

Supaya clear, artikel ini akan menguraikan perbedaan paling penting antara keduanya, keunggulan masing-masing, dan kapan functional training, dalam wujud Crossfit, atau HYROX menjadi pilihan yang lebih efektif.

Apa itu Functional Training?

apa itu functional training

Seperti biasa, kita mulai dari definisinya. Berdasarkan artikel “Functional Fitness Workout untuk Pemula”, functional training atau functional fitness adalah metode latihan yang berfokus pada pola gerak alami tubuh, seperti mendorong, menarik, mengangkat, memutar, menunduk, berlari, dan melompat.

Segala bentuk functional exercise, istilah lain dari olahraga ini, merupakan latihan fisik yang dirancang untuk meningkatkan kekuatan fungsional, mobilitas, stabilitas, keseimbangan, dan koordinasi yang dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari maupun performa olahraga.

Functional training merupakan pondasi dalam dua kompetisi performance modern: Crossfit dan HYROX.

Berikut, beberapa contoh gerakan functional training: Squat, Deadlift, Lunges, Push-up, Pull-up, Overhead Press, Kettlebell swing, Sled push/pull, Farmers walk, Box jump, dll. Gerakan-gerakan ini dilakukan dengan gerakan multi-sendi, eksplosif, dinamis, dan seringkali dalam format circuit (high-intensity).

Apa itu Latihan Gym Konvensional?

apa itu latihan gym konvensional

Lalu, apa itu latihan gym konvensional? Latihan gym tradisional berfokus pada pengembangan massa otot (hipertrofi) dan kekuatan otot secara isolasi, misalnya: Latihan mesin chest press (target otot dada), Leg extension (target paha depan), Bicep curl (target otot lengan), Triceps pushdown (target otot triceps), dll.

Latihan gym konvensional ini lebih cocok untuk bodybuilding, pembentukan bentuk tubuh (estetika), rehabilitasi otot tertentu, dan latihan bertahap yang terkontrol.

Jadi, gerakan yang dilatih dalam gym konvensional itu biasanya kurang menekankan mobilitas, stabilitas core, dan pola gerakan multi-fungsi sebagaimana pada functional training.

Relasi Functional Training dengan Crossfit dan HYROX

relasi functional training dengan crossfit dan HYROX

Crossfit menggabungkan Weightlifting (Olympic dan Powerlifting), functional training, dan Cardio high-intensity.

Tujuan akhir dari Crossfit untuk power, speed, agility, endurance, dan tentu saja kekuatan maksimal.

Rekomen: MAGNUS Powerlifting Barbell untuk Strength Training yang Maksimal

HYROX adalah kompetisi endurance yang menggabungkan lari 1 km × 8 putaran dan 8 functional workouts (seperti sled push, farmers carry, wall balls, lunges, skierg, dll).

Tujuan dari HYROX untuk ketahanan, stabilitas, kekuatan fungsional, dan efisiensi kardiovaskular.

Rekomen: MAGNUS SkiEr, Functional Training Efektif di Home Gym

Keduanya merupakan contoh nyata manfaat functional training dalam performa dunia nyata – bukan sekadar membangun otot untuk estetika. Dan, Crossfit maupun HYROX merupakan bentuk kompetitif dari functional fitness workout itu sendiri.

Functional Training vs Gym: Mana Lebih Efektif?

functional training vs gym mana lebih efektif

Kembali pada pertanyaan di atas. Ketika membandingkan functional training vs gym, kuncinya adalah melihat apa tujuan utama latihan anda.

Functional training lebih efektif dalam meningkatkan performa tubuh secara menyeluruh, membantu gerakan kehidupan nyata, dan mengurangi resiko cedera; karena melatih banyak kelompok otot secara bersamaan, hasilnya terasa pada stamina, daya tahan, power, serta efisiensi gerak.

Sebaliknya, latihan gym konvensional sangat efektif untuk membangun otot besar dan simetris, meningkatkan tampilan fisik, dan memfokuskan latihan pada area kelemahan tertentu – bodybuilding memiliki fokus berbeda dari fungsional exercise.

Kapan Memilih Functional Training?

Jadi, kapan memilih functional training ketimbang gerakan gym tradisional? Itu akan cocok saat anda ingin:

– Meningkatkan performa tubuh untuk hidup sehari-hari

– Memperkuat core, mobilitas, dan stabilitas

– Mengurangi resiko cedera

– Menjadi lebih kuat, lincah, dan efisien

– Berencana ikut Crossfit atau HYROX

– Latihan di rumah tanpa alat besar

Kapan Memilih Gym Konvensional?

Lalu,kapan lebih tepatnya memilih gerakan gym tradisional? Itu akan cocok jika anda ingin:

– Memperbesar otot dan mencapai bentuk ideal

– Fokus pada estetika atau bodybuilding

– Rehabilitasi dengan gerakan terkontrol

– Melakukan isolasi otot spesifik

Penutup

Tidak ada pemenang mutlak dalam perbandingan Functional Training vs Gym. Keduanya memiliki manfaat besar dengan fokus yang berbeda. Functional training lebih unggul dalam performa, stamina, dan fungsi tubuh total, sementara latihan gym tradisional unggul dalam estetika dan hipertrofi otot.

Sekali lagi, jika tujuan anda adalah kekuatan fungsional, performa maksimal, atau ingin mengikuti Crossfit dan HYROX, maka functional fitness workout dengan pendekatan functional training adalah pilihan terbaik. Namun, jika ingin membentuk otot besar dan simetris, gym masih menjadi solusi utama.

The last but not least, kenapa gak kombinasikan aja keduanya? Dewasa ini, tak sedikit atlet profesional yang menggabungkan keduanya, misalnya melakukan functional workout 3× per minggu, dan strength hypertrophy di gym ataupun home gym 1-2× per minggu. Strategi ini akan memberi manfaat fungsi dan bentuk secara bersamaan.

Alat Olahraga di Rumah

Panduan Membuat Home Gym

Ingin tahu lebih lanjut bagaimana membangun sebuah HOME GYM di rumah Anda, simak panduan berikut!

Baca Selengkapnya