Mengenal Otot Deltoid

Otot deltoid

Anda mungkin jarang mendengar nama otot deltoid. Pada dasarnya, deltoid adalah jaringan otot utama yang bertugas untuk menggerakkan bahu. Otot ini memiliki fungsi untuk memberi kemudahan bahu dalam bergerak. Mari kita berkenalan lebih dekat dengan otot spesial bernama deltoid ini.

Letak Otot Deltoid

Deltoid berada di area bahu. Disebut deltoid karena bentuknya seperti delta atau segitiga terbalik, membungkus area tulang belikat hingga tulang selangka, menutupi area bahu dari semua sisi.

Letak otot ini berada dekat dengan permukaan kulit, atau yang di dunia medis disebut superfisial.

Otot ini termasuk dalam jenis otot rangka, di mana tendon menempel pada tulang. Otot ini merupakan otot sadar, sehingga ia bekerja dengan kesadaran Anda. Maksudnya, ia tidak akan bergerak sendiri, seperti otot jantung.

Secara anatomi, otot deltoid terdiri atas tiga otot, yaitu anterior, lateral, dan posterior. Semuanya bekerja bersama ketika bahu bergerak.

Setiap bagian deltoid memiliki titik penyisipan yang berbeda, yang memberikan kendali dan cakupan gerakan yang lebih bebas untuk sendi bahu.

Deltoid anterior memutar sendi bahu dengan menarik lengan ke arah depan.  Gerakan rotasi yang fleksibel ini memungkinkan lengan untuk bergerak ke arah depan, yang umumnya disebut fleksi maju.

Baca juga: Nyeri Otot Setelah Olahraga dan Mengatasinya

Gerakan maju tersebut menggerakkan lengan ke arah titik sisip anterior di area tulang selangka.

Jaringan deltoid lateral memutar sendi bahu ke arah luar, yang disebut dengan abduksi. Abduksi ini menggerakkan sendi bahu menjauh dari tubuh sehingga mengakomodasi seluruh pergerakan lengan keluar.

Gerakan tersebut sangat penting ketika berjalan, menjangkau, dan kegiatan harian lain yang menggunakan lengan atas.

Terakhir, deltoid posterior yang memutar sendi bahu ke arah luar dan belakang. Bagian otot ini memungkinkan lengan bergerak ke arah belikat. Contoh Gerakannya adalah saat mengenakan pakaian, meraih sesuatu di bagian belakang tubuh, dan melempar.

Sel otot deltoid berkembang sejak fase embrio di awal masa kehamilan. Mioblas, yang merupakan benih awal sel otot kemudian berkembang menjadi serabut otot.

Deltoid sendiri berkembang dari jaringan otot punggung yang mengarah ke bagian belakang tubuh.

Jaringan deltoid juga bisa memiliki variasi tertentu, seperti selubung otot yang terpisah dari deltoid posterior. Di dunia medis, deltoid yang terpisah itu sering dikira teres minor, otot kecil yang ada di bagian bahu tetapi bukan bagian dari jaringan deltoid.

Pembuluh darah juga melewati bagian antara jaringan deltoid dan otot dada. Itu sebabnya, ketika deltoid mengalami cedera akan mengakibatkan rasa nyeri, kejang otot, dan kadang kekurangan suplai darah.

Otot deltoid

Fungsi Otot Deltoid

Seperti yang disebutkan di awal, otot deltoid memainkan peranan terpenting dalam pergerakan lengan, khususnya yang berpusat pada sendi bahu. Setiap bagiannya masing-masing menjaga stabilitas pergerakan lengan atas.

Jaringan deltoid juga memiliki fungsi motorik. Fungsi tersebut contohnya abduksi bahu, fleksi bahu, dan ekstensi bahu. Deltoid juga memungkinkan bahu tetap rileks, dan bisa bergerak maju mundur dan naik turun.

Deltoid tidak memiliki fungsi sensorik. Akan tetapi, cedera saraf tetap bisa terjadi di area deltoid, karena jaringan tersebut dilalui oleh jaringan saraf dan pembuluh darah. Ada beberapa kondisi yang dianggap kelainan pada otot deltoid, yaitu:

  1. Adhesive Capsulitis

    Kondisi ini terjadi saat kapsul di sekeliling sendi bahu menjadi tebal dan kaku. Hal tersebut menyebabkan bahu terasa nyeri, kejang, dan tentu saja kaku. Tak heran jika kelainan ini lebih umum dikenal dengan bahu kaku oleh kalangan awam.

  2. Kelumpuhan Saraf

    Saraf aksilari berperan dalam mengontrol gerakan otot deltoid. Kerusakan saraf di area tersebut bisa saja terjadi setelah mengalami cedera traumatis. Akibatnya, bahu menjadi kebas atau lumpuh. Tandanya adalah, bahu tidak bisa digerakan.

  3. Radang Bahu

    Bursa, bagian kecil berisi cairan di area bahu, bisa mengalami peradangan. Sehingga, jaringan deltoid tidak bisa bergerak seperti biasa. Pada kasus peradangan yang serius, radang yang dikenal dengan nama bursitis ini bisa menyebabkan iritasi pada deltoid.

    Cek juga: DHZ S100L SPIN BIKE

  4. Fibrosis

    Seringkali, lengan bagian atas dekat bahu adalah titik yang digunakan untuk injeksi alias suntikan. Hal tersebut bisa menyebabkan fibrosis pada otot deltoid.

    Fibrosis menumbuhkan jaringan parut di area yang sering disuntik. Akibatnya, deltoid kehilangan kemampuan untuk beregenerasi. Pada kasus yang serius, jaringan parut tersebut mengganggu mobilitas deltoid karena kehilangan kekuatannya.

  5. Otot Merenggang

    Otot yang dipaksa bekerja berlebihan melampaui batasnya bisa menyebabkan perenggangan. Yang merenggang adalah serat-serat ototnya. Kelainan ini bisa terjadi secara tiba-tiba, atau secara perlahan akibat akumulasi gerakan tangan di atas kepala.

  6. Tendonitis

    Tendonitis adalah inflamasi atau peradangan yang terjadi pada tendon. Tendonitis memang bisa dialami oleh seluruh otot di tubuh, khususnya yang mengatur pergerakan.

    Sendi seperti siku, lutut, dan pergelangan tangan dan kaki. Akan tetapi, tendon pada jaringan otot deltoid menjadi bagian yang cukup sering mengalami tendonitis.

  7. Dislokasi

    Dislokasi bahu adalah jenis cedera akibat gerakan bahu yang berlebihan. Gerakan itu membuat otot tertarik dari posisi awalnya. Pada kejadian ini, biasanya ligamen di antara tulang selangka dan bahu mengalami perobekan.

Masalah pada sendi bahu adalah kondisi yang cukup umum, mengingat bagian tersebut sangat sering kita gunakan sehari-hari. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 26% orang dewasa mengalami masalah pada bagian bahu.

Akan tetapi, masalah bahu belum tentu selalu berkaitan dengan deltoid. Masalah pada deltoid tergolong jarang ditemukan di kalangan orang biasa yang tidak memiliki aktivitas olahraga yang berat.

Masalah atau cedera pada otot deltoid lebih sering dialami oleh atlet yang menggunakan lengan untuk berolahraga. Seperti tenis, bisbol, renang, dan atlet angkat beban.

Baca juga: Manfaat Pemanasan, Pendinginan, dan Stretching

Meski demikian, risiko cedera deltoid selalu ada. Risiko itu pun semakin meningkat pada kelompok usia 40 hingga 60 tahun. Cedera deltoid juga lebih sering dialami oleh wanita. Kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, masalah arteri, hingga masalah tiroid juga meningkatkan risiko cedera deltoid.

Back biceps

Jika terjadi rasa nyeri di area deltoid, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan nyerinya. Yang pertama adalah dengan memberikan kompres dingin. Kompres tersebut bertujuan untuk mengurangi inflamasi.

Pada kasus cedera yang cukup berat, bisa menggunakan obat pereda nyeri otot. Terapi fisik juga disarankan jika masalah pada bahu kian menyulitkan aktivitas sehari-hari.

Cek juga: FREE FORM R2000 ROWING MACHINE

Pembedahan sering menjadi cara menyembuhkan masalah deltoid yang sangat serius, seperti otot robek.

Agar deltoid Anda tetap sehat, Anda harus rajin melatih otot bahu agar senantiasa terjaga fleksibilitasnya. Perhatikan cara melatihnya, jangan terlalu berat yang justru bisa mengakibatkan cedera.

Selain itu, jika Anda sering beraktivitas dengan gerakan mengangkat, berikanlah waktu istirahat agar otot kembali rileks.

Demikianlah ulasan seputar otot deltoid, bagian otot yang sangat penting untuk bisa mengerakan bahu. Meski otot ini tidak rentan cedera, namun tetap disarankan untuk menjaga kondisi otot dengan tidak memaksakan diri dalam berolahraga dan berhati-hati dalam segala aktivitas yang melibatkan gerakan bahu.

Panduan Membuat Home Gym

Ingin tahu lebih lanjut bagaimana membangun sebuah HOME GYM di rumah Anda, simak panduan berikut!